Pengertian Hidroponik
Pada
zaman dahulu hidroponik dikenal dengan istilah “bercocok tanam dalam
air”, yang masih terbatas hanya menggunakan air dan lokasinya di
laboratorium, sekedar bahan uji coba saja (aquaculture). Kenyataannya
dalam laboratorium fisiologi tumbuhan, kita berhasil menumbuhkan tanaman
dalam pot dan gelas berisi air dengan baik asal air itu diberi unsur
makanan yang cukup atau sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut. Dalam
perkembangan selanjutnya hidroponik kemudian mengalami perubahan,
sehingga jauh berbeda dengan apa yang kita kenal sekarang.
Cara
penanaman di atas air belakangan ini malah sudah banyak ditinggalkan
dan diganti dengan cara penanaman diatas media lain yang lebih praktis,
mudah didapat dan dilakukan. Ketika ahli patologis tanaman menggunakan
nutrien khusus untuk media tanaman muncullah istilah nutri culture.
Setelah itu bermuncullan istilah water culture, solution culture, dan
gravel bed culture untuk menyebut hasil percobaan tanpa menggunakan
tanah sebagai medianya. Terakhir pada tahun 1936 istilah hidroponik
lahir. Istilah ini diberikan untuk hasil dari DR. WF. Gericke, seorang
agronomis dari Universitas California, USA, berupa tanaman tomat
setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam dalam bak yang berisi
mineral hasil ujicobanya. Sejak itu, hidroponik yang tersusun dari kata
hydros (air) dan ponics (bercocok tanam), digunakan untuk menyebutkan
segala aktivitas bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat
tumbuhnya.
Jadi hidroponik atau istilah asingnya Hydroponics,
adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan beberapa cara bercocok
tananm tanpa menggunakan tanah sebagai tempat menanam tanaman. Istilah
ini di kalangan umum lebih populer dengan sebutan berkebun tanpa tanah,
termasuk dalam hal ini tanaman dalam pot atau wadah lain yang
menggunakan air atau bahan porous lainnya seperti kerikil, pecahan
genteng, pasir kali, gabus putih dan lain-lain.
Menurut
Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan dengan adanya hubungan yang
baik antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang
dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tapi cadangan makanan
serta air yang terkandung dalam tanah yang terserap akar dan juga
dukungan yang diberikan tanah dan pertumbuhan. Dengan mengetahui ini
semua, di mana akar tanaman yang tumbuh di atas tanah menyerap air dan
zat-zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah pun, suatu
tanaman dapat tumbuh asalkan diberikan cukup air dan garam-garam zat
makanan.
Dalam
perkembangannya sejak mulai populer 40 tahun yang lalu, hidroponik telah
banyak mengalami perubahan-perubahan. Media tanam yang digunakan pun
banyak yang dibuat secara khusus, demikian juga dengan wadah yang
digunakan. Seperti pot misalnya, ada yang sengaja menciptakan pot khusus
lengkap dengan alat perunjuk kebutuhan air, dan sebagainaya. Media
tanam yang digunakan pun ada pula yang sengaja dibuat khusus seperti
kerikil sintetis (perlit). Jadi bukan kerikil sebagaimana kita kenal,
tetapi kerikil yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai kerikil
dengan sifat yang sama.